Rabu, 28 Januari 2015

laporan biologi hormon reproduksi



PRAKTIKUM IV
A.      Judul Praktikum            :
Hormon Reproduksi
B.       Tujuan Praktikum         :
Mahasiswa mampu melakukan uji kehamilan (Galli Mainini) dengan menggunakan katak Buffo Vulgaris jantan.
C.      Dasar Teori
Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak tersalurkan, akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari bagian tubuh dan berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi. HCG yang dihasilkan dapat ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara sederhana (Siti, 1984).
Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada  wanita dengan produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk, 1980).
Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992; Ville, 1984).
Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium). FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi dan sekaligus mempersiapkan uterus berkembang pada mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan mempengaruhi testis untuk mulai memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH diatur juga oleh suatu faktor yang dihasilkan oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas gonadotropin atau GnRF (Fried, dkk., 2006 ; Sumarmin, 2008).
Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel praovulasi dan diikuti terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan theka menyebabkan lapisan granulosa menjadi lebih responsif terhadap LH pada saat folikel mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar estrogen di atas ambang akan memberi respon terhadapa hipotalamus untuk menekan pelepasan FSH dan selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses ovulasi (Donald, dkk, 1980 ; Hapez, 2000). Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan urin. Kadar minimal beta-hCG dalam urin untuk menghasilkan hasil yang positif, sepanjang pengetahuan saya, berkisar antara 20-100 mIU/mL (meskipun tespek tersebut mengatakan mempunyai batas deteksi minimal 5 mIU/mL).
Hormone gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia pada tahun 1960-an uji–uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus, dan katak) untuk membuktkan adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang menggunakan kelinci, tikus, dan katak pada waktu ini telah diganti oleh tes imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (Sacher, 2004).
Ada beberapa cara yang di gunakan untuk uji kehamilan pada zaman dahulu, berbagai macam reaksi antara lain, yaitu :
a.       Reaksi dari Hogben Untuk reaksi ini diperlukan kodok dari Afrika Selatan, yaitu Xenopus laevis.
b.      Reaksi dari Consulof Untuk reaksi ini digunakan kodok berwarna yang disebu Rana exculenta.
c.       Reaksi dari Friedman Friedman adalah dokter gynacologi dari Jerman. Binatang yang digunakan adalah kelinci betina yang telah diasingkan 3 minggu supaya tidak kawin, karena kelinci tidak akan ovulasi bila tidak berhubungan dengan jantan.
d.      Reaksi Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris disuntikan 5 c air kemih wanita yang sedang hamil pada bagian bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji tersebut adalah positif maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam.
Ada beberapa cara atau metode pengujian kehamilan yang digunakan pada saat ini, yaitu:
·      Reaksi Hogben Menggunakan kodok xenopus laevis, disuntikan dengan 2 cc urin wanita yang sedang hamil. Bila reaksi positif maa kodok akan mengadakan ovlasi dengan tanda mengeluarka telur dalam waktu 12 – 24 jam.


·      Reaksi dari Consulof Menggunakan kodok rana exculenta, sebelum di gunakan kodok ini di ambil kelenjar hypohysenya lebih dahulu hingga warna kodok menjadi pucat. Kemudian kodok ini disuntikan dengan 2,5 cc urin wnta yang sedang hamil, bila setelah disuntik warna kodok tersebut menjai cokelat, maka reaksi kehamilan positif.
·      Reaksi dari Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris disuntikan 5 c air kemih wanita yang sedang hamil pada bagian bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji tersebut adalah positif maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam.
·      Reaksi Friedman Menggunakan kelinci betina yang telah 2 minggu diasingkan dari jantan. Disuntikan 5 cc air kencing wanita yang sedang hamil intravena pad vena telinga kelinci selama 2 hari berturut – turut. Setelah 24 jam laludilakukan laparotomi, diambil ovarium, diperiksa, bila ada korpus rubra dan lutea maka hasil tersebut adalah positif.
·      Reaksi Aschiem Zondek Menggunakan 5 ekor tikus betina imatur, pada hari kelima di dakan operasi pada tikus – tikus betina yang telah di suntik itu. Operasi di titik beratkan pada perubahan ovarium tikus putih, apakah ada korpus rubrum. Jika ada maka hasilnya adalah positif, yang menandakan adanya prognandiol dalam air kemih menyebabkan adanya ovulasi pada tikus yang belum dewasa.










D.      Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
·         Alat
ü  Mikroskop
ü  Spoit
ü  Gelas objek dan penutupnya
ü  Kertas saring
·         Bahan
ü  Alkohol 95%
ü  Katak jantan dewasa
ü  Urine wanita hamil usia 1-3 bulan

















E.       Prosedur Kerja
Percobaan Uji Kehamilan (Galli Mainini) menggunakan katak buffo vulgaris jantan.


 


-         Menyediakan sebanyak 2 ekor
-         Merangsang dengan meggunakan  cutton bud pada bagian kloakanya sampai keluar sesuatu
-         Menaruh di kaca objek
-         Mengamati dengan mikroskop
-         Menyuntik katak pertama dengan aquadest sebagai kontrol.


Urine wanita hamil usia 1-3 bulan
 
 


-          Menyiapkan sebanyak 5 ml
-          Mengambil pompa dan jarum suntik (spoit)
-          Menyuntikkan urine pada katak kedua secara sub-kutan (dibawah kulit)
-          Mengembalikan katak pada tempatnya
-          Menunggu ± 30 menit
-          Merangsang pada bagian kloakanya dengan menggunakan cutton bud sampai keluar sesuatu
-          Mengamati menggunakan mikroskop


sperma-asli.jpg
 





F.       Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan percobaan di dapat hasil pengamatan seperti berikut ini :
No
Sampel Urine
Pemeriksaan Awal Urine Katak
Sesudah Katak di Injeksi Urine
Keterangan
1
Urine wanita hamil
Tidak terdapat sperma
Terdapat sperma
Positif
2
Urine normal
Tidak terdapat sperma
Tidak terdapat sperma
Negatif

Kemudian, kami mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10 kali perbesaran maka di dapat gambar sperma seperti berikut :











Keterangan :
a.       Kepala
b.      Leher
c.       Badan
d.      Ekor



G.    Tugas Akhir
1.      Pada percobaan di atas mengapa katak yang telah di injeksi dengan urine dibiarkan selama 30 menit ?
2.      Sebutkan beberapa hormon yang berperan dalam proses reproduksi dan jelaskan masing-masing fungsinya ?
3.      Apa yang dimaksud dengan feed back mechanism pada hormon ? Jelaskan dan beri contohnya !
Jawaban
1.      Katak yang di injeksi dengan urine di biarkan selama 30 menit agar dapat melihat reaksi katak.
2.      Hormon yang berperan dalam proses reproduksi :
a.       FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.
b.       LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).
c.       Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
d.       Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.
e.        Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
f.        Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
g.      Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran.
h.      Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron merangsang pembentukan air susu.
3.      Feedback mechanism atau mekanisme umpan balik adalah umpan balik mengacu kepada efek yang ditimbulkan oleh pengaktifan suatu jaringan sasaran oleh hormon terhadap pelepasan hormon tersebut lebih lanjut. Contohnya adalah pengaruh estrogen terhadap sekresi FSH











H.      Pembahasan
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa urine wanita hamil yang digunakan semuanya mengandung HCG, baik urine yang digunakan urine murni maupun urine dengan konsentrasi 50%. Perlakuan dengan konsentrasi urine murni menghasilkan jumlah sperma yang dihasilkan lebih banyak daripada konsentrasi urine 50%. Urine murni dari usia kehamilan 3 bulan yang disuntikkan ke dalam jaringan kodok merangsang pengeluaran sperma kodok lebih banyak daripada urine murni dari usia kehamilan lainnya. Perbedaan banyak atau sedikitnya ditemukan sperma  kodok  tersebut bergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan. Pada konsentrasi urine murni lebih besar memicu pengeluaran sperma kodok karena di dalam urine murni lebih banyak mengandung hormon choriogonadotropin. Hormon tersebut saat disuntikkan pada kodok merangsang sperma kodok berkembang sehingga kodok tersebut mengalami estrus (birahi). Hal ini dikarenakan HCG mempunyai sifat seperti LH. Menurut muhayat (1998), LH dan HCG pada laki-laki memberitahu testis untuk memproduksi hormon seks laki-laki (testosteron). HCG menyebabkan pelepasan spermatozoa apabila diberikan kepada vertebrata rendah. Hormon ini disekresikan oleh embrio untuk memberikan sinyal kehadirannya dan mengontrol sistem reproduksi wanita hamil. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat.
Jumlah atas banyaknya HCG di dalam urine tergantung pada faktor fisiologis wanita hamil dan konsentrasi HCG pada darah.




Jika HCG orang hamil rendah:
·                      Kesalahan perhitungan umur kahamilan
·                      Keguguran
·                      Kehamilan etropik (di luar rahim )
Jika hCG orang hamil tinggi:
·                      Kesalahan perhitungan umur kehamilan
·                      Kehamilan molar ( hamil anggur )
·                      Multiple pregnancy
Angka yang termasuk dalam range normal
·                      Usia kehamilan 3 minggu : 5-50 mIU/L
·                      Usia kehamilan 4 minggu : 5-400 mIU/L
·                      Usia kehamilan 5 minggu : 20-7300 mIU/L
·                      Usia kehamilan 6 minggu : 1000-56000 mIU/L
·                      Usia kehamilan 8 minggu : 7500-220000 mIU/L
Pada percobaan yanag telah kami lakukan yakni pertama-tama kami memilih katak jantan dan mengambil cutton bud dan kemudian merangsang pada kloaka katak menggunakan cutton bud tersebut. Setelah dirangsang, kemudian akan keluar sesuatu berwarna putih bening seperti sperma dan kemudian kami mengambil dan menaruhnya pada kaca preparat dan mengamatinya di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10. Ternyata cairan tersebut tidak mengandung sperma, maka kami memilih katak tersebut dan disuntikkan urine wanita hamil usia 1-3 bulan. Lalu didiamkan selama 30 menit dan kemudian kami merangsang kembali katak tersebut dengan menggunakan cutton bud sampai sesuatu seperti sperma keluar keluar dari dalam kloakanya. Dan terakhir kami mengamatinya di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10.
Untuk katak kedua kami kembali merangsang dengan cutton bud sampai sesuatu seperti sperma keluar dari kloakanya, lalu mengamati di bawah mikroskop dan ternyata katak kedua tidak memiliki sperma juga. Maka kami memutuskan mengambil katak tersebut dan menyuntikkan katak tersebut dengan aquadest sebagai pembanding.
Penyebab kenapa kebanyakan pada menit 30 tidak ditemukan spermatozoa karena katak jantan yang di suntikan air seni wanita hamil muda untuk mengeskresikan spermatozoa nya membutuhkan waktu yang cukup lama, ini terlihat rata – rata spermatozoa katak dapat dilihat pada menit 60 an ke atas itupun jumlah spermatozoanya masih sedikit ketika di amati di bawah mikroskop.











I.         Kesimpulan
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon peptida yang diproduksi pada masa kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta). HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan pada manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. HCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik pada beberapa spesies , termasuk manusia. HCG disekresi oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang disekresi oleh endometrium uterus. HCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea selama tahap–tahap permulaan kehamilan.
Kesimpulan dari hasil percobaan adalah sebagai berikut:
a.     Hormon choriogonadotropin terdapat pada urine wanita hamil 2,1-3,5 bulan.
b.    Banyaknya sperma yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan pada Buffo vulgaris sp.
c.     Urine murni lebih besar merangsang pengeluaran sperma Buffo vulgaris sp.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.         Hormon yang terkandung dalam urin wanita hamil adalah HCG, estrogen, dan progesteron.
b.          Uji yang dilakukan dalam percobaan adalah uji galli mainini dengan menggunakan  Buffo vulgaris sp jantan sebagai pengontrol dan penguji
c.         Spermatozoa yang ditemukan dalam pengujian menunjukkan bahwa hasil test kehamilan positif
d.        Hormon-hormon yang mempengaruhi kehamilan, yaitu Releasing Factor (RF), Stimulating Hormone (FSH), dan Luteinizing Hormone (LH).



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Alat Reproduksi Hewan Dapat diakses pada halaman atau link http://scribd.com/documents/alat-reproduksi-hewan.html . Di akses pada tanggal 23 November 2014 pukul 21.00 WITA).

Anonim, 2013. Hewan Reproduksi. Dapat diakses pada halaman atau link http://scribd.com/documents/reproduksi-manusia.html . (Di akses pada tanggal 23 November 2014 pukul 19.00 WITA).

Cowie, A.T.I.C.,dkk 1980. Hormon Control of Lactation, Berlin Heidelberg: Germany.

Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono dan K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta.

Sacher, Ronald A. Richard, A.Mc Pherson.2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 2. Jakarta : EGC.

Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI: Jakarta.

Ville, C.A., dkk.1984. Zoologi Umum, Edisi Keempat, Erlangga: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar