PRAKTIKUM IV
A. Judul Praktikum :
Hormon Reproduksi
B. Tujuan Praktikum :
Mahasiswa mampu melakukan uji kehamilan (Galli
Mainini) dengan menggunakan katak Buffo Vulgaris jantan.
C.
Dasar Teori
Hormon
adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak tersalurkan,
akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari bagian
tubuh dan berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan
hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis
mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan hormon
gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon prolaktin
yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu ovarium pada
wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).
Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel
tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi. HCG yang
dihasilkan dapat ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya HCG dalam urine
dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara sederhana (Siti, 1984).
Penentuan
kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara
biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik
dapat dilakukan dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara tidak
langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara
Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
Mengingat
pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat diperoleh
dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta
ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti
LH pada wanita dengan produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis.
Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga
terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk, 1980).
Kadar HCG
dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di dalam urine
dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut
dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di
dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang
mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992; Ville, 1984).
Pada hewan
betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium). FSH, LH, dan
estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi dan sekaligus
mempersiapkan uterus berkembang pada mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH
akan mempengaruhi testis untuk mulai memproduksi hormon testosteron dan sperma.
Sekresi FSH diatur juga oleh suatu faktor yang dihasilkan oleh hipotalamus yang
disebut faktor pelepas gonadotropin atau GnRF (Fried, dkk., 2006 ; Sumarmin,
2008).
Hormon LH
dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel praovulasi dan diikuti
terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan theka menyebabkan
lapisan granulosa menjadi lebih responsif terhadap LH pada saat folikel
mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar estrogen di atas ambang akan memberi
respon terhadapa hipotalamus untuk menekan pelepasan FSH dan selanjutnya
memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses ovulasi (Donald, dkk, 1980 ;
Hapez, 2000). Uji kehamilan yang paling sering ditemui
adalah dengan pemeriksaan urin. Kadar minimal beta-hCG dalam urin untuk
menghasilkan hasil yang positif, sepanjang pengetahuan saya, berkisar antara
20-100 mIU/mL (meskipun tespek tersebut mengatakan mempunyai batas deteksi
minimal 5 mIU/mL).
Hormone
gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk
plasenta yang sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia pada tahun 1960-an
uji–uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus,
dan katak) untuk membuktkan adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang
menggunakan kelinci, tikus, dan katak pada waktu ini telah diganti oleh tes
imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (Sacher, 2004).
Ada
beberapa cara yang di gunakan untuk uji kehamilan pada zaman dahulu, berbagai
macam reaksi antara lain, yaitu :
a. Reaksi
dari Hogben Untuk reaksi ini diperlukan kodok dari Afrika Selatan, yaitu
Xenopus laevis.
b. Reaksi
dari Consulof Untuk reaksi ini digunakan kodok berwarna yang disebu Rana
exculenta.
c. Reaksi
dari Friedman Friedman adalah dokter gynacologi dari Jerman. Binatang yang
digunakan adalah kelinci betina yang telah diasingkan 3 minggu supaya tidak
kawin, karena kelinci tidak akan ovulasi bila tidak berhubungan dengan jantan.
d. Reaksi
Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris disuntikan 5 c air kemih
wanita yang sedang hamil pada bagian bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari
uji tersebut adalah positif maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok
yang telah didiamkan selama 3 jam.
Ada beberapa cara atau
metode pengujian kehamilan yang digunakan pada saat ini, yaitu:
·
Reaksi Hogben Menggunakan
kodok xenopus laevis, disuntikan dengan 2 cc urin wanita yang sedang hamil.
Bila reaksi positif maa kodok akan mengadakan ovlasi dengan tanda mengeluarka
telur dalam waktu 12 – 24 jam.
·
Reaksi dari Consulof Menggunakan
kodok rana exculenta, sebelum di gunakan kodok ini di ambil kelenjar
hypohysenya lebih dahulu hingga warna kodok menjadi pucat. Kemudian kodok ini
disuntikan dengan 2,5 cc urin wnta yang sedang hamil, bila setelah disuntik
warna kodok tersebut menjai cokelat, maka reaksi kehamilan positif.
·
Reaksi dari Galli
Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris disuntikan 5 c air kemih wanita
yang sedang hamil pada bagian bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji
tersebut adalah positif maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah
didiamkan selama 3 jam.
·
Reaksi Friedman Menggunakan
kelinci betina yang telah 2 minggu diasingkan dari jantan. Disuntikan 5 cc air
kencing wanita yang sedang hamil intravena pad vena telinga kelinci selama 2
hari berturut – turut. Setelah 24 jam laludilakukan laparotomi, diambil
ovarium, diperiksa, bila ada korpus rubra dan lutea maka hasil tersebut adalah
positif.
·
Reaksi Aschiem Zondek Menggunakan
5 ekor tikus betina imatur, pada hari kelima di dakan operasi pada tikus –
tikus betina yang telah di suntik itu. Operasi di titik beratkan pada perubahan
ovarium tikus putih, apakah ada korpus rubrum. Jika ada maka hasilnya adalah
positif, yang menandakan adanya prognandiol dalam air kemih menyebabkan adanya
ovulasi pada tikus yang belum dewasa.
D.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut :
·
Alat
ü
Mikroskop
ü
Spoit
ü
Gelas objek dan penutupnya
ü
Kertas saring
·
Bahan
ü
Alkohol 95%
ü
Katak jantan dewasa
ü
Urine wanita hamil usia 1-3 bulan
E.
Prosedur
Kerja
Percobaan Uji Kehamilan (Galli Mainini) menggunakan katak buffo
vulgaris jantan.
![]() |
-
Menyediakan sebanyak 2
ekor

-
Merangsang dengan
meggunakan cutton bud pada bagian
kloakanya sampai keluar sesuatu

-
Menaruh di kaca objek

-
Mengamati dengan
mikroskop

-
Menyuntik katak pertama
dengan aquadest sebagai kontrol.

|
-
Menyiapkan sebanyak 5
ml

-
Mengambil pompa dan
jarum suntik (spoit)

-
Menyuntikkan urine pada
katak kedua secara sub-kutan (dibawah kulit)

-
Mengembalikan katak
pada tempatnya

-
Menunggu ± 30 menit

-
Merangsang pada bagian
kloakanya dengan menggunakan cutton bud sampai keluar sesuatu

-
Mengamati menggunakan
mikroskop

![]() |
F. Hasil
Pengamatan
Setelah
dilakukan percobaan di dapat hasil pengamatan seperti berikut ini :
No
|
Sampel Urine
|
Pemeriksaan Awal Urine Katak
|
Sesudah Katak di Injeksi Urine
|
Keterangan
|
1
|
Urine wanita
hamil
|
Tidak
terdapat sperma
|
Terdapat
sperma
|
Positif
|
2
|
Urine normal
|
Tidak
terdapat sperma
|
Tidak
terdapat sperma
|
Negatif
|
Kemudian,
kami mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 x 10 kali perbesaran maka
di dapat gambar sperma seperti berikut :

![]() |

Keterangan
:
a.
Kepala
b.
Leher
c.
Badan
d.
Ekor
G.
Tugas Akhir
1. Pada
percobaan di atas mengapa katak yang telah di injeksi dengan urine dibiarkan
selama 30 menit ?
2. Sebutkan
beberapa hormon yang berperan dalam proses reproduksi dan jelaskan
masing-masing fungsinya ?
3. Apa
yang dimaksud dengan feed back mechanism pada
hormon ? Jelaskan dan beri contohnya !
Jawaban
1. Katak
yang di injeksi dengan urine di biarkan selama 30 menit agar dapat melihat
reaksi katak.
2. Hormon
yang berperan dalam proses reproduksi :
a. FSH
(Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa
yang dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang
dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon
testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.
b.
LH (Luteinizing
Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat
merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium,
setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).
c.
Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan
berperan dalam spermatogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada
pria.
d.
Estrogen. Hormon
ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam
oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping
itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat
produksi FSH.
e.
Progesteron.
Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium.
Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk
menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron
bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan,
membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang
kelenjar susu memproduksi ASI.
f.
Oksitosin.
Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran,
untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
g.
Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan
untuk merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran.
h. Laktogen,
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron
merangsang pembentukan air susu.
3. Feedback
mechanism atau mekanisme umpan balik adalah umpan balik mengacu kepada efek yang
ditimbulkan oleh pengaktifan suatu
jaringan sasaran oleh hormon terhadap pelepasan hormon tersebut lebih lanjut. Contohnya adalah pengaruh estrogen terhadap sekresi FSH
H.
Pembahasan
Hasil
percobaan ini menunjukkan bahwa urine wanita hamil yang digunakan semuanya
mengandung HCG, baik urine yang digunakan urine murni maupun urine dengan
konsentrasi 50%. Perlakuan dengan konsentrasi urine murni menghasilkan jumlah
sperma yang dihasilkan lebih banyak daripada konsentrasi urine 50%. Urine murni
dari usia kehamilan 3 bulan yang disuntikkan ke dalam jaringan kodok merangsang
pengeluaran sperma kodok lebih banyak daripada urine murni dari usia kehamilan
lainnya. Perbedaan banyak atau sedikitnya ditemukan sperma kodok
tersebut bergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan. Pada konsentrasi
urine murni lebih besar memicu pengeluaran sperma kodok karena di dalam urine
murni lebih banyak mengandung hormon choriogonadotropin. Hormon tersebut saat
disuntikkan pada kodok merangsang sperma kodok berkembang sehingga kodok
tersebut mengalami estrus (birahi). Hal ini dikarenakan HCG mempunyai sifat
seperti LH. Menurut muhayat (1998), LH dan HCG pada laki-laki memberitahu
testis untuk memproduksi hormon seks laki-laki (testosteron). HCG menyebabkan
pelepasan spermatozoa apabila diberikan kepada vertebrata rendah. Hormon ini
disekresikan oleh embrio untuk memberikan sinyal kehadirannya dan mengontrol
sistem reproduksi wanita hamil. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari
ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Hormon-hormon
kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya
agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat.
Jumlah atas
banyaknya HCG di dalam urine tergantung pada faktor fisiologis wanita hamil dan
konsentrasi HCG pada darah.
Jika HCG
orang hamil rendah:
·
Kesalahan perhitungan umur kahamilan
·
Keguguran
·
Kehamilan etropik (di luar rahim )
Jika hCG
orang hamil tinggi:
·
Kesalahan perhitungan umur kehamilan
·
Kehamilan molar ( hamil anggur )
·
Multiple pregnancy
Angka yang
termasuk dalam range normal
·
Usia kehamilan 3 minggu : 5-50 mIU/L
·
Usia kehamilan 4 minggu : 5-400 mIU/L
·
Usia kehamilan 5 minggu : 20-7300 mIU/L
·
Usia kehamilan 6 minggu : 1000-56000 mIU/L
·
Usia kehamilan 8 minggu : 7500-220000 mIU/L
Pada
percobaan yanag telah kami lakukan yakni pertama-tama kami memilih katak jantan
dan mengambil cutton bud dan kemudian merangsang pada kloaka katak menggunakan
cutton bud tersebut. Setelah dirangsang, kemudian akan keluar sesuatu berwarna
putih bening seperti sperma dan
kemudian kami mengambil dan
menaruhnya pada kaca preparat dan mengamatinya di bawah mikroskop dengan
perbesaran 4 x 10. Ternyata cairan tersebut tidak mengandung sperma, maka kami
memilih katak tersebut dan disuntikkan urine wanita hamil usia 1-3 bulan. Lalu
didiamkan selama 30 menit dan kemudian kami merangsang kembali katak tersebut
dengan menggunakan cutton bud sampai sesuatu seperti sperma keluar keluar dari
dalam kloakanya. Dan terakhir kami mengamatinya di bawah mikroskop dengan
perbesaran 4 x 10.
Untuk katak
kedua kami kembali merangsang dengan cutton bud sampai sesuatu seperti sperma
keluar dari kloakanya, lalu mengamati di bawah mikroskop dan ternyata katak
kedua tidak memiliki sperma juga. Maka kami memutuskan mengambil katak tersebut
dan menyuntikkan katak tersebut dengan aquadest sebagai pembanding.
Penyebab
kenapa kebanyakan pada menit 30 tidak ditemukan spermatozoa karena katak jantan
yang di suntikan air seni wanita hamil muda untuk mengeskresikan spermatozoa
nya membutuhkan waktu yang cukup lama, ini terlihat rata – rata spermatozoa
katak dapat dilihat pada menit 60 an ke atas itupun jumlah spermatozoanya masih
sedikit ketika di amati di bawah mikroskop.
I.
Kesimpulan
HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon peptida yang
diproduksi pada masa kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera setelah
pembuahan dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta). HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus
luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang penting
pada kehamilan pada manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai
contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. HCG
merupakan hormon yang bersifat luteotrofik pada beberapa spesies , termasuk
manusia. HCG disekresi oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang disekresi oleh
endometrium uterus. HCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea
selama tahap–tahap permulaan kehamilan.
Kesimpulan dari hasil percobaan adalah sebagai berikut:
a. Hormon
choriogonadotropin terdapat pada urine wanita hamil 2,1-3,5 bulan.
b. Banyaknya sperma yang dihasilkan tergantung
pada konsentrasi urine yang disuntikkan pada Buffo vulgaris sp.
c. Urine murni lebih besar merangsang pengeluaran sperma Buffo
vulgaris sp.
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Hormon yang terkandung dalam urin wanita hamil adalah HCG,
estrogen, dan progesteron.
b.
Uji yang dilakukan dalam percobaan adalah uji galli
mainini dengan menggunakan Buffo vulgaris sp jantan sebagai
pengontrol dan penguji
c.
Spermatozoa yang ditemukan dalam pengujian menunjukkan bahwa
hasil test kehamilan positif
d.
Hormon-hormon yang mempengaruhi kehamilan, yaitu Releasing
Factor (RF), Stimulating Hormone (FSH), dan Luteinizing Hormone
(LH).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2010. Alat Reproduksi Hewan
Dapat diakses pada halaman atau link http://scribd.com/documents/alat-reproduksi-hewan.html
. Di akses pada tanggal 23 November 2014 pukul 21.00 WITA).
Anonim, 2013. Hewan Reproduksi. Dapat
diakses pada halaman atau link http://scribd.com/documents/reproduksi-manusia.html
. (Di akses pada tanggal 23 November 2014 pukul 19.00 WITA).
Cowie, A.T.I.C.,dkk 1980. Hormon Control of Lactation, Berlin
Heidelberg: Germany.
Frandson,
R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono
dan K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta.
Sacher,
Ronald A. Richard, A.Mc Pherson.2004. Tinjauan
Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 2. Jakarta : EGC.
Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium,
FKUI: Jakarta.
Ville, C.A., dkk.1984. Zoologi Umum, Edisi Keempat,
Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar